10
May 2023
Seri Perumpamaan Ki Hadjar Dewantara - Pada Selembar Kertas
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Pada Selembar Kertas

Ada tiga teori yang mengumpamakan anak sebagai selembar kertas. Anak seumpama kertas kosong, Anak seumpama kertas penuh, Anak seumpama kertas berpola samar

Anak = Kertas Kosong

Tambo pendidikan menunjukkan bahwa pada jaman dulu ada aliran pendidikan yang terkenal hingga kini sebagai teori tabula rasa (blank slate, wassen plate). Tabula rasa mengandung keyakinan bahwa manusia lahir seperti kertas kosong. Seumpama kertas kosong, demikianlah seorang anak di tangan pendidik. Dalam teori tabula rasa ini Pendidik berkuasa membentuk, 'mencetak' budi pekerti anak menurut kehendaknya. Teori ini menafikan kodrat atau dasar-dasar yang dibawa anak dan menempatkan pendidikan sebagai yang mahakuasa untuk membentuk anak TETAPI pendidikan yang berpusat pada anak tidak menempatkan anak sebagai objek.

Anak = Kertas Penuh

Ada pula teori negatif, sebuah pemikiran yang merupakan kebalikan teori tabularasa. Teori ini menganggap pendidikan sama sekali tidak dapat mempengaruhi dasar atau kodrat anak. Seumpama kertas dengan tulisan atau gambar yang sudah jadi. Jika gambar itu baik, maka baiklah ia. Jika gambar itu buruk, maka buruklah ia.

Teori tabula rasa menempatkan pendidik sebagai yang paling berkuasa pada kehidupan anak. Sebaliknya, teori negatif menempatkan pendidik dalam situasi yang pasif. Apapun yang ia lakukan tak akan bisa mengubah si anak.

Tetapi, di manakah anak dalam seluruh proses pendidikan itu?

“Pendidikan itu sungguh besar pengaruhnya, akan tetapi melenyapkan kodratnya anak, tak mungkinlah,” Ki Hadjar Dewantara, 1940.

Titik Temu,Teori Konvergensi

Pendidikan besar pengaruhnya terhadap anak tetapi tidak bisa melenyapkan kodrat anak. Sebaliknya, seperti apapun seorang anak tak mungkin tak bisa berubah sehingga dari pendidikan serta pengalaman tetaplah berpengaruh.

Teori ini disebut konvergensi yang mengakui bahwa dasar dan ajar, kodrat manusia dan pendidikannya, itu saling mempengaruhi. Seperti kertas berpola samar.

Anak = Kertas Berpola Samar

Seumpama kertas berpola samar, pendidik menebalkan serta menerangkan goretan yang baik dalam pola yang samar itu.

Teori konvergensi tidak menafikan kodrat anak ataupun sifat-sifat yang melekat pada diri anak. Tugas pendidik adalah mengenali setiap anak sehingga dapat memunculkan potensi terbaik dalam diri mereka.

Sebagai pendidik, seberapa besar energi yang kita berikan untuk mengenali setiap anak dan mengupayakan kepentingan terbaik mereka?

KENALIANAK

MUNCULKAN POTENSI TERBAIK

UNTUK SELAMAT DAN BAHAGIANYA

[GS]

---

Tonton vidionya: Pada Selembar Kertas

#BeragamBukanSeragam
#beragamberbagibangkit
#filosofipendidikan
#kihadjardewantara

Back
2018© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.