
DALAM HENING MENGASAH RASA
Catatan dari Diskusi dan Refleksi Pendidikan Rasa | Rasa Pendidikan (03)
Saat Diskusi dan Refleksi Pendidikan Rasa | Rasa Pendidikan Kamis lalu (17/3), Fawwaz Ibrahim bertanya kepada Henny Supolo Sitepu dari Yayasan Cahaya Guru, "Kalau berbicara rasa, tempatnya ada di mana dalam penyelenggaraan pendidikan, bu?" Henny Supolo meletakkan tangannya di dada, tempat di mana degup jantung terdengar. "Di sini!"
Menurut Henny, ada satu hal penting saat membicarakan rasa yaitu belajar hening. Dalam hening setiap kita bisa melihat ke dalam diri. Di tengah keriuhan sekalipun, guru sangat membutuhkan hening. Sebuah kemampuan untuk berhenti sejenak dan menyatukan diri dengan semesta. Dalam keheningan itu, mungkin ia akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah ia tanyakan.
"Pada saat kita hening, kita menangkap ungkapan yang mungkin tidak terdengar. Hening membantu kita jeli mengajukan pertanyaan yang tepat dengan cara yang tepat kepada anak yang membutuhkan," kata Henny.
Ia menjelaskan pula, "Hening juga melatih kesabaran kita untuk menunggu jawaban dengan besar hati. Hening memberi kesempatan memberikan pilihan-pilihan dan mendengarkan. Kita bisa belajar tentang kemandirian, ketika hening melihat pilihan-pilihan yang ada ada."
Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, juga pernah mengingatkan bahwa ilmu dan kepandaian hanya alat untuk kematangan batin, mengasah halusnya perasaan, luhurnya kemauan dan memahami dengan jeli pilihan-pilihan yang dibutuhkan untuk kebersamaan, menyesuaikan hidup alam sebagai individu dan bangsa. Dasar dari semua itu adalah kemanusiaan.
Siapapun tak dapat memungkiri kesibukan guru, apalagi saat pandemi menuntut adaptasi terus-menerus serta banyaknya ekspektasi yang perlu dikelola. Namun, Henny tetap mengajak guru-guru untuk belajar hening dan mendidik dengan rasa.
"Pendidikan rasa berkaitan dengan pemahaman kita memikirkan apa yang diberikan dan mengapa ilmu dan kepandaian ditumbuhkan dan dikembangkan kepada anak," pungkasnya. [GS]
Artikel berikut: Nglakoni dan Ngrasa