
Bagaimana Peluang dan Tantangan Murid Pada Masa Pandemi?
Jakarta - Jumat (22/10/21) Yayasan Cahaya Guru mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Murid untuk menemukenali tantangan dan peluang murid di Provinsi DIY Yogyakarta dan Maluku, dalam menghadapi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Dalam kegiatan ini juga kami ingin mendengar pengalaman para murid dalam penggalian kekuatan diri dan praktik baik dalam pengembangan wawasan keragaman baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.
Kegiatan ini dapat terselenggara berkat kerjasama Yayasan Cahaya Guru dengan Direktorat Sekolah Menengah Atas, Kemendikbud Ristekdikti. Dengan mempertimbangkan kondisi pandemi juga keselamatan penyelenggara dan peserta, Yayasan Cahaya Guru menyelenggarakan kegiatan secara daring (dalam jaringan) sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona.
Pada tahun 2021 ini, Yayasan Cahaya Guru berkesempatan belajar dari para murid sekolah yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Provinsi Maluku, adapun sekolah-sekolah tersebut antara lain, SMAN 1 Maluku dan SMAN 1 Ambon mewakili Provinsi Maluku, serta SMAN 1 Bantul, SMAN 1 Sleman, SMAN Wonosari, dan Sanggar Anak Alam (SALAM) mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara umum kegiatan kami laksanakan selama 150 menit, dalam sesi pertama kami mengajak para murid untuk mengenal tentang roda emosi plutchik, kegiatan ini kami maksudnya untuk meregulasi emosi murid terhadap proses pembelajaran yang selama ini dirasakan. Kegiatan tersebut juga menjadi pintu masuk para murid dalam mengetahui konsep keragaman, pada kegiatan ini seluruh murid yang hadir adalah teman belajar untuk saling berbagi dan menginspirasi.
Hal yang menyenangkan dalam kegiatan ini adalah, saat kata kunci “guru” disampaikan kepada murid dan jawab-jawaban yang diberikan begitu positif seperti sabar, baik, ramah, bahagia, senang, asyik, penyemangat, disiplin, teman bicara, dan setara. Jawaban murid menjadi satu di antara kata kunci, bahwa murid begitu nyaman dalam proses pembelajaran yang dilalui bersama para guru.
Murid Bicara Pengalaman Pembelajaran Masa Pandemi
Setelah melakukan kegiatan dalam ruang utama, para murid diajak untuk berbagi pengalaman proses pembelajaran masa pandemi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam proses berbagi tersebut para murid menyampaikan pelbagai peluang serta tantangan yang dihadapi.
“Dalam proses pembelajaran pandemi saya kesulitan untuk memahami materi ajar, terlebih ada keterbatasan teknologi yang saya hadapi, jadi saya merasa lebih nyaman belajar tatap muka karena punya kesempatan bertanya kepada guru secara langsung”, ungkap salah seorang murid dari Maluku.
Tantangan terkait kesulitan memahami materi, kejenuhan, serta keterbatasan teknologi dalam beberapa kelompok cukup mengemuka, namun tak berhenti dalam tantangan yang dihadapi, kami juga ingin melihat lebih dekat apa yang dilakukan murid dalam mencari solusi dan peluang dalam proses pembelajaran masa pandemi.
Satu di antara murid menyampaikan bahwa, “Pada masa pandemi saya berlatih untuk belajar secara mandiri, dari pelbagai sumber yang bisa saya jangkau, bukan hanya dari buku dan internet. Selain itu pada masa pandemi juga saya dalam mengikuti pelbagai webinar dan pelatihan bagi murid”.
Namun kami juga menemukan ada murid yang menyampaikan bahwa pembelajaran masa pandemi sama saja dengan yang biasa dilakukan sebelumnya, murid menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah berbasis riset mandiri, sehingga apa yang dilakukan murid berdasarkan riset yang sudah dirancang pada awal semester, oleh karenanya proses pembelajaran tidak melulu dilakukan di sekolah.
Beberapa murid yang kami temui, sebagiannya masih melakukan pembelajaran jarak jauh, para murid yang masih PJJ berharap dengan sangat pandemi dapat segera usai, agar dapat bertemu dengan kawan dan para guru di sekolah. Namun ada pula yang sudah melakukan proses pembelajaran tatap muka terbatas, yang juga memiliki tantangan dan peluang yang disampaikan oleh para murid.
“Dalam PTMT masih ada rasa kekhawatiran tertular covid dan sangat disayangkan karena waktu di sekolah sangat sempit, bahkan ada peraturan pembatasan yang begitu ketat”, ungkap seorang murid.
Hal yang murid sambut dengan baik dalam proses PTMT adalah perjumpaan dengan kawan dan guru, terasa sekali perasaan bahagia murid manakala dapat berjumpa secara kawan-kawannya. Namun kegembiraan yang dirasakan oleh murid, memang perlu dikelola dengan baik agar sekolah tetap dapat menjadi ruang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat pendidikan.
Proses berbagi yang dilakukan dengan murid begitu cair hingga terasa begitu singkat, dapat dikatakan kami banyak belajar dari murid, serta meluaskan cara pandang pembelajaran masa pandemi dari pelbagai tempat dan kondisi.
“Kami merasakan optimisme dalam proses pembelajaran masa pandemi dari cerita adik-adik semua, baik yang masih PJJ atau sudah PTMT kami menangkap kegembiraan dan semangat. Walau ada tantangan yang dihadapi oleh adik-adik, tapi peluang yang disampaikan juga menjadi modal adik-adik untuk tetap nyaman dalam proses pembelajaran yang dilakukan”, ucap Muhammad Mukhlisin, Program Manager Yayasan Cahaya Guru.
Dalam penutupnya beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir, serta mendorong para murid untuk menemukan kekuatan diri, kekuatan lingkungan, untuk dapat melakukan perbaikan dan kebaikan. Beliau juga menyampaikan apresiasi keaktifan kepada seluruh murid karena dapat terbuka dalam proses diskusi yang menyenangkan. (IR)