
MEMBANGUN INGATAN KOLEKTIF ANAK MUDA DALAM PENDAMPINGAN DI MASA RENTAN
Indonesia - Sabtu, 2 Mei 2020 Yayasan Cahaya Guru menyelenggarakan kegiatan Diskusi Online Pendidikan bertema “Keragaman dan Generasi Muda saat Pandemi”. Hadir menjadi teman belajar kawan-kawan guru, Indah Nova Ida Manurung (Guru BPK Penabur & Fasilitator YCG), serta Muhammad Faisal (Pendiri Youth Laboratory Indonesia).
Dalam masa pandemi tetap perlu mempertimbangkan keragaman yang ada dalam dunia pendidikan, baik dari keragaman latar belakang murid, guru, serta orang tua. Akan tetapi ada yang perlu kita lihat bersama-sama tentang sisi pandang murid sebagai generasi muda, karena bangsa dan negara ini nantinya akan dipimpin oleh generasi tersebut, barang tentu menyemai nilai keragaman kepada generasi muda tetap perlu berlangsung, sebagai satu diantara upaya untuk mengantarkan generasi muda menyongsong masa depan gemilang.
Indah Nova Ida Manurung menyatakan memahami keberagaman pada anak muda dapat dilakukan dengan cara pendekatan personal, untuk mengetahui lebih dalam perkembangan serta pengalaman yang dialami dialami, serta melihat lebih dekat lingkungan sekitarnya dimana anak muda tersebut tumbuh. Beliau juga menuturkan perlu ada pendampingan bagi anak muda dalam proses pencarian sumber-sumber belajar, untuk pengembangan potensi diri.
Namun untuk membangun kesadaran terhadap keragaman, yang paling efektif adalah dengan cara memberikan contoh secara nyata kepada anak muda. Dengan cara membuka ruang-ruang perjumpaan dengan liyan, sebelumnya kawan-kawan guru serta sekolah perlu juga memiliki kesadaran terhadap keragaman lebih dahulu.
Adapun Muhammad Faisal menjelaskan bahwa, “Covid-19 merupakan critical moment yang dapat menjadi turning point bagi kita semua, serta kawan-kawan guru. Lalu pada masa ini juga terdapat memori kolektif bersama untuk generasi milenial. Masa pandemi covid 19 ini akan berbekas, sampai mereka besar. Semakin lama kita bersama dalam satu tempat dalam pandemi ini, maka akan semakin sedikit pula segregasi yang terjadi antar sesama”.
Pada masa pandemi ini anak-anak memiliki potensi merasakan kesepian, karena dapat bertemu dengan teman-teman serta gurunya. Oleh karenanya kawan-kawan guru dan orang tua penting untuk beralih peran dalam pendampingan saat ini, semisal beralih peran menjadi kakak, kadang menjadi teman, kadang menjadi adik, dan peran lainnya. Hal tersebut tidak lain sebagai upaya guru dan orang tua, untuk menjauhkan anak dari rasa kesepian yang akan berdampak pada kehidupannya di masa mendatang. (FI)