25
Apr 2020
REPORTASE DISKUSI : COVID 19 & PEMBELAJARAN KERAGAMAN
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Usaha Guru Menyemai Nilai Keragaman di Tengah Pandemi


Indonesia - Sabtu, 25 April 2020 Yayasan Cahaya Guru menyelenggarakan kegiatan Diskusi Online Pendidikan bertema “Covid-19 & Pembelajaran Keragaman”. Hadir menjadi teman belajar kawan-kawan guru, Itje Chodidjah (Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah), serta Henny Supolo Sitepu (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Cahaya Guru).

Kawan-kawan guru telah melakukan proses belajar mengajar dari rumah (Pendidikan Jarak Jauh/PPJ) selama satu bulan lebih, Yayasan Cahaya Guru merasa perlu menemani kawan-kawan guru serta berbagi rasa tentang apa yang dihadapi dalam proses tersebut, serta mendiskusikan tantangan yang dihadapi kawan-kawan guru, yang kemudian didiskusikan dengan para narasumber untuk melihat peluang-peluang yang dapat dilakukan.

Itje Chodidjah mengungkapkan selama ini dunia pendidikan kita sudah masuk dalam zona nyaman, oleh karenanya dunia pendidikan perlu mengambil kesempatan ini untuk keluar dari zona nyaman tersebut, kemudian menemukan substansi pendidikan yang diperlukan oleh kita bersama. Beliau juga menuturkan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh adalah kesempatan seluruh elemen pendidikan saling berkolaborasi, murid belajar mandiri, orang tua berkesempatan memahami proses belajar anak, sehingga dapat melihat apa potensi yang perlu dikembangkan. 

Orang tua serta guru perlu saling membuka jalan untuk berkomunikasi, untuk melihat peluang yang dapat dikerjakan bersama-sama, misalnya menyepakati penilaian murid bersama-sama. Adapun sekolah perlu melihat lebih dalam tentang kondisi rumah juga daya dukung yang dapat disiapkan orang tua, agar proses belajar dari rumah tetap dapat berlangsung dengan nyaman.

“Pendidik terus lakukan refleksi diri, kolaborasi, pendidik saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dengan WFH, tempting untuk mengerjakan yang lain, tapi mari jadwalkan jam kerja dipakai untuk membaca, browsing, belajar yang memperkaya kemampuan kita sebagai pendidik untuk mengembalikan makna pendidikan”, begitu tutur Itje.

Henny Supolo berpesan kepada kawan-kawan guru dan penting menjadi pegangan, seperti yang telah disampaikan dalam Surat Edaran Menteri tentang penanganan Covid-19 dalam dunia pendidikan, bahwa pengalaman belajar bermakna bagi murid tanpa dibebani tuntutan penyelesaian kurikulum. Mari fokus pada kecakapan hidup, aktivitas disesuaikan dengan situasi termasuk akses dan fasilitas, dan produknya umpan balik kualitatif, bukan nilai atau skor kuantitatif.

Sebagai penutup Henny Supolo mengungkapkan, “Petani yang terbaik, tidak akan memungut padi dari tanah yang  tidak dikerjakannya terlebih dahulu, sebelum menebarkan dan menanam di situ. Mengapa saya kaitkan ini dengan keragaman, karena justru dengan kita mencoba menyemai keragaman pada anak didik dan diri kita sendiri, maka itu akan bisa membuat tanah subur untuk peran-peran kita yang akan memperbaiki dan menjadi kebaikan belaka untuk kebaikan bersama”. (FI)

Back
2018© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.