
Lokakarya Kebinekaan untuk Masa Depan, merupakan salah satu program dari Yayasan Cahaya Guru yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman tentang pentingnya prinsip keberagaman. Kali ini tim Yayasan Cahaya Guru berkunjung ke Tangerang Selatan untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada guru dan murid sekolah-sekolah di Tangerang Selatan. Sekolah yang turut andil dalam kegiatan ini cukup banyak, dimulai dari SMA/SMK Waskito selaku tuan rumah penyelenggaraan acara kali ini, selanjutnya ada SMA 9 Tangsel, SMKN 5 Tangsel, SMAN 1 Tangsel, SMAI Al-Azhar BSD, SMAN 11 Tangsel, SMAN 3 Tangsel, Saint John’s Catholic School, dan yang terakhir SMA Stella Maris.
Sama seperti kegiatan Lokakarya Kebinekaan yang diadakan oleh Yayasan Cahaya Guru sebelumnya di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Kegiatan ini mendapat antusiasme yang tinggi dari para peserta, baik dari kalangan guru maupun murid itu sendiri. Para murid terlihat cukup aktif dalam memberikan masukan-masukan mengenai keadaan serta pemahaman tentang keberagaman menurut mereka masing-masing dan memaparkan prinsip keberagaman, keadilan, dan demokrasi di lingkungan sekolah mereka.
Kegiatan dimulai dari perkenalan masing-masing individu, selanjutnya para murid diajak untuk mengisi pendapat mereka di kertas warna untuk ditempel pada bagian demokratis, tidak diskriminatif, dan berkeadilan. Selanjutnya Sisil selaku fasilitator menanyakan apa yang ditulis para murid tersebut di kertas warna sehingga terjadi sebuah diskusi ringan mengenai apa yang para murid tuliskan. Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan permainan yang disebut dengan “cross the line”, pada awal permainan para murid dibagi menjadi dua kelompok dan dipisahkan dengan sebuah garis, setelah itu fasilitator menanyakan sebuah pertanyaan terkait permasalahan yang ada di sekolah seperti pernahkah merasa diperlakukan tidak adil di sekolah?, jika jawabannya “iya” maka para murid bergeser ke bagian kanan, jika jawabannya “tidak” bergeser ke sebelah kiri, jika “ragu-ragu” maka berdiri di tengah garis tersebut. Setelah mereka berpindah maka fasilitator menanyakan kepada mereka yang menyatakan iya, tidak, dan ragu-ragu mengapa mereka menjawab seperti itu dan dari situ para murid dapat menjelaskan mengenai permasalahan yang ada di sekolahnya dan mencoba mencari jalan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu ada pleno, semacam kelompok diskusi kecil yang berguna untuk mencoba menggali potensi-potensi dari para peserta untuk mengutarakan ide dan masukan untuk prinsip keberagaman terutama pada bidang pendidikan.
Kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik karena dukungan dari beberapa pihak, tanpa dukungan dari pihak-pihak tersebut maka kegiatan ini kemungkinan tidak dapat terealisasikan. Semoga kedepannya Yayasan Cahaya Guru tetap memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dengan program-program yang menarik, menghibur, serta memiliki banyak manfaat.
Salam Keragaman, Salam Pancasila!
(FA)