Pelatihan Guru Kebinekaan kembali dilaksanakan oleh Yayasan Cahaya Guru, kali ini pelatihan diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 30-31 Agustus 2019. Kegiatan bertajuk Guru Kebinekaan itu dimaksudkan untuk Memberi penguatan serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas bagi para guru tingkat SD & SMP se-kota Banjarmasin tentang wawasan keragaman. 

 

Kegiatan dengan tema “Keragaman untuk Masa Depan Anak” ini terselenggara atas kerjasama Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin dan Yayasan Cahaya Guru (YCG), serta didukung oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin dan The Asia Foundation (TAF). Kegiatan yang dipusatkan di gedung STIKES Suaka Insan itu diikuti oleh 100 guru tingkat SD dan SMP.

"/>

30
Aug 2019
KERAGAMAN UNTUK MASA DEPAN ANAK
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Pelatihan Guru Kebinekaan kembali dilaksanakan oleh Yayasan Cahaya Guru, kali ini pelatihan diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 30-31 Agustus 2019. Kegiatan bertajuk Guru Kebinekaan itu dimaksudkan untuk Memberi penguatan serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas bagi para guru tingkat SD & SMP se-kota Banjarmasin tentang wawasan keragaman. 

 

Kegiatan dengan tema “Keragaman untuk Masa Depan Anak” ini terselenggara atas kerjasama Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin dan Yayasan Cahaya Guru (YCG), serta didukung oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin dan The Asia Foundation (TAF). Kegiatan yang dipusatkan di gedung STIKES Suaka Insan itu diikuti oleh 100 guru tingkat SD dan SMP.

 

Direktur LK3 Banjarmasin Rafiqah mengatakan, tujuan dari pelatihan yaitu ingin memberikan pengetahuan tentang kebinekaan melalui praktek-praktek dan metode mengajar. Harapannya kelak akan lahir generasi yang paham akan nilai-nilai kebinekaan sebagai upaya mewujudkan kedamaian. 

 

Pembukaan kegiatan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Toto Agus Daryanto. Dalam sambutannya, Kadisdik menyampaikan kegiatan pelatihan ini sejalan dengan program pemerintah, dalam hal ini konsep pendidikan masa depan yang harus menyertakan pendidikan karakter sebagai modal bagi anak-anak kita. Kadisdik juga mengingatkan kondisi intoleransi di Indonesia sudah masuk pada posisi waspada, rentetan kerusuhan yang terjadi saat ini akibat ketidak puasan perlakuan rasis dan diskriminasi. Meskipun Banjarmasin termasuk kota yang cukup stabil dalam hal toleransi, namun potensi kerusuhan selalu ada. Maka dari itu perlu diajarkan bagaimana memberikan konsep-konsep tentang keberagaman kepada anak didik kita.

 

Pelatihan berlangsung sejak pukul 9.00 pagi hingga pukul 15.00 ini diikuti dengan antusias oleh para peserta. Salah satu peserta, Arif Rahman Prasetyo, SDN Basirih 8 Banjarmasin mengatakan “Ada tiga hal yang saya tangkap dari pelatihan ini yaitu pengetahuan pentingnya keberagaman dan paradigma guru sebagai ujung tombak menjaga keberagaman di Indonesia, kemudian keterampilan dalam menyampaikan metode pendidikan keberagaman di ruang kelas, serta nilai yang tidak lekang oleh zaman sehingga peran guru tidak dapat tergantikan”. 

 

MATERI PELATIHAN

 

Berbagai materi pelatihan disampaikan oleh fasilitator, diantaranya Salam Perkenalan, Mengarang Berantai, Permainan Prasangka vs Fakta, Permainan Mayoritas-minoritas. Selanjutnya peserta diajak mereview materi yang didapat kemudian menuliskan satu rencana aksi yang akan dilakukan di kelas.

 

“Salah satu permasalahan kronis pelatihan adalah begitu banyaknya materi yang didapatkan peserta, namun mereka kurang menerapkannya di kelas. Misi kami dalam setiap pelatihan adalah tidak terlalu banyak materi yang disajikan, namun mudah diterapkan di kelas dan bahkan bisa menginspirasi peserta untuk mengembangkannya menjadi lebih baik, atau menghasilkan wawasan dan metode baru. Yang terpenting lagi adalah peserta mampu melakukan refleksi dan menuliskan pengalaman pembelajarannya, sehingga terdokumentasi, bisa berbagi serta menginspirasi guru-guru lainnya”, ungkap Komar fasilitator pelatihan. 

 

Komar juga berharap pelatihan ini menjadi awal bagi perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan di Banjarmasin. 

 

“Satu di antara target jangka panjang  PGK adalah membukukan tulisan-tulisan praktik baik yang sudah dilakukan peserta, selain mempostingnya di media sosial dan website Yayasan Cahaya Guru. Karena kami yakin, jika ujaran kebencian, penghasutan dan fitnah mudah menular, maka ungkapan welas asih, empati dan ide-ide inspiratif pun akan lebih mudah untuk menyebar, karena pada hakikatnya setiap diri manusia mengharapkan dan gandrung pada kebaikan,” katanya.

Back
2018© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.