30
Nov 2018
MENGUATKAN NILAI KEBANGSAAN LEWAT DUNIA PENDIDIKAN
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Pengajaran nasional harus selaras dengan penghidupan bangsa (Ki Hajar Dewantara) belum operasional di ruang-ruang pendidikan di negeri ini. Itulah yang disampaikan oleh Anggi Afriansyah, tim peneliti IPSK LIPI yang menjadi pembicara dalam acara "Intoleransi dan Radikalisme di Dunia Pendidikan (Kasus Jakarta)", yang dikutip dari Ki Hajar Dewantara, pada Selasa (27/11/18).

Dalam kegiatan ini, turut hadir para praktisi pendidikan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat, serta para nara didik dari beberapa sekolah yang berada di Jakarta dan sekitarnya.

Turut hadir Henny Supolo (Ketua Yayasan Cahaya Guru), Muhammad Mukhlisin (Koordinator Program Pelatihan), serta Andry Kurniawan(Koordinator Manajemen Pengetahuan) pada peluncuran peneletian kali ini.

Temuan LIPI yang menarik ialah, tentang visi pendidikan humanistik yang penting untuk ditingkatkan kembali oleh para nara didik. Penting pula untuk mendorong kesadaran kritis anak didik dikonstruksikan melalui proses pembelajaran.

Nara didik perlu untuk memberikan ruang-ruang perjumpaan untuk peserta didik, agar dapat merasakan secara langsung arti keragaman yang ada di Indonesia, sehingga menghadirkan interaksi satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi.

"Dunia pendidikan menjadi salah satu arena penting untuk penguatan kebangsaan, memang ada kekurangan pada dunia pendidikan dan itu harus kita sadari. Ruang-ruang pendidikan baiknya menggunakan pendekatan yang humanistik, kebudayaan, serta kebangsaan," ungkap Anggi Afriansyah. (FI)

Back
2018© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.