
Pacitan - “Sebagai seorang guru, yang harus dimiliki adalah cinta kasih dan menerima semua keunikan siswa” demikian tutur Heru, guru bahasa Inggris SMPN 2 Donorojo, Pacitan, Jawa Timur, Rabu (24/10/18). Menurutnya guru perlu bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang.
Suatu ketika, salah satu siswi datang membawa adiknya yang masih balita ke sekolah. Setelah menanyakan lebih lanjut, Heru mengetahui bahwa tidak ada pengasuh di rumah, sehingga dibawa ke sekolah.
“Sebagai guru, kita tidak boleh serta merta melarang siswi tersebut membawa adiknya ke sekolah. Kita perlu cari tahu apa penyebabnya, barulah kita bantu solusinya” ucap Heru meyakinkan teman-teman guru yang lain dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun Keragaman untuk Masa Depan Anak yang diselenggarakan Yayasan Cahaya Guru.
Wiwin Widiawati, Guru SDN Widoro 2 menuturkan, perlu kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk mendidik dengan penuh kasih sayang. Hal tersebut mutlak diperlukan untuk membentuk karakter anak dalam menyiapkan masa depan mereka.
“Penggunaan grup Whatsapp antara guru dan orang tua sangat membantu untuk komunikasi lebih jauh tumbuh kembang anak” tutur Wiwin. Sayangnya, masih ada keluarga atau masyarakat yang belum memosisikan sebagai pendidik bagi anak-anak.
“Pengabaian orang tua dan masyarakat bisa berdampak negatif” tegas Wiwin.
Sementara itu, Kusumawardani Guru SMKN 2 Donorojo Pacitan mengungkapkan sulitnya memperoleh buku referensi, terutama buku-buku bacaan yang mengajarkan nilai toleransi, keragaman, keragaman dan kemanusiaan. Dia berharap dalam waktu dekat bisa mendapatkan buku-buku tersebut, sehingga guru bisa terus mengembangkan diri. [MM]