Sekolah Guru Kebinekaan (SGK) 2016
Post by: Admin

Keterangan Pers Yayasan Cahaya Guru

SEKOLAH GURU KEBINEKAAN

'Guru sebagai rujukan keragaman' merupakan tema utama diselenggarakannya Sekolah Guru Kebinekaan (SGK). Tema ini sengaja diangkat oleh Yayasan Cahaya Guru (YCG) dengan melihat kondisi memprihatinkan dunia pendidikan, khususnya pada sekolah-sekolah umum, dimana kecenderungan penguatan identitas kelompok dan intoleransi atas dasar agama semakin meningkat.

YCG telah menaruh perhatian khusus terhadap fenomena anti keragaman di sekolah sejak tiga tahun terakhir. Segregasi siswa berdasarkan agama, diskriminasi, serta dominasi kegiatan ritual agama tertentu telah merusak sekolah-sekolah umum yang sedianya menjadi pusat penyemai bibit-bibit keragaman dan persatuan. Yang pada gilirannya, sekolah hanya akan berkontribusi pada terciptanya generasi masa depan menuju pada perpecahan. Dalam kesempatan itu, Ketua YCG, Henny Supolo Sitepu mengungkapkan: "Pada saat kita merasa jengah membicarakan kebinekaan yang terjadi di lingkungan sekolah, pada saat itu juga kita tahu kita memiliki masalah yang harus diatasi segera"

 

SGK merupakan usaha YCG untuk mengembalikan Fungsi sekolah sebagai penyemai keragaman. Melalui usaha ini, YCG berharap akan lahir guru-guru yang kompeten dan menjadi rujukan keragaman, bukan saja bagi peserta didik, akan tetapi juga bagi lingkungan sekitar guru berada. Melalui 15 kali pertemuan, para guru akan ditingkatkan perspektifnya, pengetahuannya, serta keterampilannya dalam mengembangkan keragaman sesuai dengan kompetensinya. Dengan menghadirkan narasumber yang ahli di dunia pendidikan, kebangsaan, dan keragaman, para guru diharapkan memperoleh pengetahuan baru yang kontekstual. Melalui metode pendidikan populer, para guru juga diharapkan memperoleh inspirasi untuk mengenalkan keragaman dengan cara yang sederhana, menarik, namun mengena.

Pada SGK tahun ini, sebanyak 40 guru yang berasal dari sekolah negeri dan swasta, di sekitar Jabodetabek, karawang, bahkan Indramayu, tampak antusias mendaftar dan mengikuti proses seleksi. Meskipun dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk setiap orang peserta dalam mengikuti SGK, YCG berhasil memperoleh dukungan dari berbagai donatur untuk penyediaan beasiswa penuh bagi semua peserta. "Antusiasme para guru untuk mengikuti SGK menunjukan masih adanya harapan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa" ungkap Febi Yonesta selaku koordinator program SGK.

 

Sebagai pembuka seluruh rangkaian SGK, YCG beruntung mendapatkan penghormatan yang tinggi dari Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, dengan hadirnya Dirjen Kebudayaan, Bapak Hilmar Farid, untuk memberikan ceramah pembuka di sesi pertama SGK. Bagi YCG, kehadiran beliau merupakan bukti nyata komitmen Kementerian Pendidikan untuk mengembangkan keragaman dan toleransi melalui institusi sekolah, sejalan dengan RPJMN 2015-2019. Dalam ceramahnya, Bapak Hilmar Farid menekankan: "inisiatif seperti yang dilakukan oleh YCG merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang cukup penting dan sejalan dengan program pemerintah. Maka sangat baik untuk senantiasa bersinergi".

 

Pembukaan SGK dilengkapi pula dengan penampilan Dewi Kanti, seorang penghayat Sunda Wiwitan yang membawakan ritual doa dalam cara khas tradisi keyakinannya. Penampilan ini dimaksudkan sebagai perkenalan awal ragam keyakinan dan tatacara ritual yang hidup di bumi Nusantara. " Semoga SGK dapat benar-benar melahirkan guru-guru yang memiliki kompetensi dan mampu menjadi rujukan keragaman sesuai dengan tujuan program ini" ungkap manager pelaksana SGK, Mukhlisin.

Back
2023© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.