Peluncuran Buku ‘Beragam Bukan Seragam’
Post by: Admin

Kumpulan Kegiatan Praktis dan Implementatif bagi Guru

untuk Tumbuhkan Rasa Kebangsaan dan Hargai Keragaman

di antaraGenerasi Muda Indonesia

Jakarta, 6 September 2014– Berdasarkan pengalaman melatih sekitar 4.900 guru tingkat SMP dan SMA di berbagai wilayah Indonesia tentang pengelolaan kelas berdasarkan potensi lingkungan dan pengembangan wawasan kebangsaan dan keragaman selama sembilan tahun, hari ini Yayasan Cahaya Guru meluncurkan buku berjudul ‘Beragam Bukan Seragam: Panduan Praktis Menumbuhkan Rasa Kebangsaan dan Keragaman’ di Kantor LBH Jakarta.

Acara peluncuran dihadiri oleh sekitar 80 guru dan mitra terkait yang memiliki kesamaan visi untuk menggaungkan isu kebangsaan dan keberagaman untuk para guru, antara lain LBH Jakarta, Majalah Bobo, dan Indonesian Conference on Religious Peace (ICRP). Bersama mitra tersebut, Yayasan Cahaya Guru telah melakukan berbagai workshop berbasis keragaman untuk guru dan kepala sekolah di Jabodetabek, Jawa Barat dan Pematang Siantar. 

Terdapat alasan kuat di balik terbitnya buku tersebut yang disarikan dari kayanya pengalaman Yayasan Cahaya Guru selama mengadakan pelatihan guru di berbagai wilayah tanah air. Henny Supolo, Ketua sekaligus Pendiri Yayasan Cahaya Guru menuturkan, “Pada mulanya kami memfokuskan diri pada pelatihan pengelolaan kelas berbasis potensi lingkungan, di mana para guru diberikan kapasitas untuk mengenal lingkungan mereka dan menggunakannya sebagai bahan ajar yang relevan bagi anak didik mereka. Seiring dengan perjalanan waktu, kami menemukan isu yang lebih mendasar terkait keragaman dan kebangsaanyang terjadi hampir di seluruh tempat pelatihan kami, yang muncul ke permukaan dari interaksi-interaksi intensif dengan para guru. Hal inilah yang memotivasi kami untuk menuangkan permasalahan kebangsaan dan keberagaman ini dalam bentuk buku yang bisa menjadi referensi bagi guru, orang tua, dan masyarakat umum untuk mengatasi permasalahan tersebut di lingkungan mereka masing-masing.”

Fakta yang ditemukan Yayasan Cahaya Guru terkait masalah kebangsaan dan keberagaman antara lain terdapatnya kecenderungan sekolah-sekolah negeri bergeser menjadi sekolah agama mayoritas di daerah tersebut dan adanya diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Jika hal ini dibiarkan, tidak mustahil apabila rasa kebangsaan dan penghargaan terhadapkeragaman oleh generasi muda Indonesia akan semakin luntur seiring perkembangan zaman.

“Para guru dan pemimpin sekolah perlu memahami makna keragaman dalam konteks pedagogi pengajaran untuk memperkokoh semangat kebangsaan. Buku ini menyajikan sekitar 30 kegiatan yang dapat mengembangkan wawasan keragaman untuk diaplikasikan oleh guru dan kepala sekolah,berdasarkan praktik pengalaman yang telah dilakukan Yayasan Cahaya Guru. Dalam melakukan kegiatannya, pendekatan melalui apresiasi seni pertunjukan dengan berbagai latar budaya selalu berhasil menjadi pintu masuk dalam membuka wawasan keragaman para guru,” tambah Henny.

Buku ini mendapatkan apresiasi dari sejumlahtokoh pendidikan terkemuka di Indonesia. Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia menyatakan bahwa sikap guru dalam menerima keragaman harus tegas dan keragaman adalah hal yang esensial. Beliau juga mengakui bahwa melalui buku ini, Yayasan Cahaya Guru membantu para guru dan kepala sekolah mengekspresikan hal penting yang jarang diakui pihak lain. Apresiasi lainnya diberikan oleh Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menilai buku ini sebagai sebuah buku sederhana, namun memiliki pesan mendasar yang sangat penting.

“Kami harap buku ini dapat diterima baik oleh komunitaspendidik khususnya dan masyakarat luas pada umumnya. Kebangsaan merupakan pengikat kebhinekaan Indonesia yang akan terus diperjuangkan oleh Yayasan Cahaya Guru sebagai tanggung jawab bagi pembentukan karakter generasi Indonesia di masa depan,” tutup Henny.

Back
2023© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.