10
Sep 2018
TIGA KATA PENTING DARI AMBON
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Yayasan Cahaya Guru mendapatkan kunjungan dari Yayasan Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Maluku), adalah Baihajar Tualeka (Selanjutnya Ka Bai) salah seorang wanita inisiator perdamaian konflik Ambon yang terjadi kurang lebih dua puluh tahun lampau. Ka Bai memberikan gambaran dampak konflik Ambon yang  menghancurkan sendi kehidupan bermasyarakat, konsep meraih masa depan cerah turut hancur bersama datangnya konflik.

Ka Bai dengan tenang membagikan cerita konflik, kronologis yang disampaikan begitu runut mulai dari hadir provokasi yang terjadi, hingga pada akhirnya konflik pecah dan meluas ke banyak daerah di Maluku. Tak Sedikit masyarakat yang harus mengungsi kala itu, untuk menyelamatkan diri serta keluarga.

Korban konflik Ambon bukan hanya mereka yang berperang, bukan pula dua kelompok yang berseteru. Namun harus disadari juga bahwa korban juga hadir dari kalangan perempuan, orang tua, juga anak-anak. Tak boleh dilupakan pula, aparat keamanan juga turut menjadi korban dalam konflik Ambon.

Padahal menurut Ka Bai masyarakat Ambon sudah hidup saling berdampingan tanpa memandang suku, ras dan agama. Selain itu juga, Ambon memiliki nilai lokal yang disebut dengan pela gandong, sebuah sistem perjanjian untuk memperkuat ikatan kelompok-kelompok tertentu, yang sudah dikenal masyarakat Maluku sebelum masa kedatangan bangsa Eropa.

Ka Bai memberikan sebuah refleksi atas konflik yang terjadi di Ambon, yang akhirnya menemukan tiga kata penting yang perlu dimiliki setiap orang, yaitu cinta, kasih sayang dan kebaikan. Tiga kata penting tersebut merupakan kekuatan yang mencerminkan kehidupan harmonis antar manusia, penting rasanya diaplikasikan dalam kehidupan.

“Mari terus merawat damai dengan tiga kata penting yang memiliki makna kehidupan, yaitu cinta, kasih sayang dan kebaikan,” tutur Ka Bai.

Back
2023© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.