Siapa sangka Rangkasbitung memiliki sebuah museum yang fokus terhadap perlawanan kepada kolonialisme, berada di Alun-Alun Timur Rangkasbitung, Museum Multatuli memadukan aksen lokal dengan sentuhan modern dengan apik. Aksen lokal tergambar dari pendopo yang berdiri, adapun sentuhan modern hadir pada bagian dalam museum.

"/>

30
Jun 2018
PENELITIAN TINDAKAN KELAS: MENEGUHKAN KOMITMEN KEMANUSIAAN
Post by: Yayasan Cahaya Guru
Share:  
 

Sabtu, 30 Juni 2018, merupakan kesempatan yang berharga bagi kami, guru-guru Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan berkunjung ke Museum Multatuli, dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas, yang mengusung tema “Meneguhkan Komitmen Kemanusiaan”.

Museum Multatuli berada di Kota Rangkasbitung, memiliki tema antikolonialisme. Nama Multatuli sendiri, hadir dari nama samaran Eduard Douwes Dekker, penulis buku Max Havelaar yang menggambarkan tindak tanduk kolonial serta pemilik tanah pribumi Nusantara abad ke-19.

Pada kesempatan ini, para guru belajar tentang nilai kemanusiaan yang melewati sekat etnis, ras dan bangsa, yang tersirat dan tersurat pada setiap bagian museum. Adapun teman belajar para guru kali itu ialah Hendra, kurator Museum Multatuli yang memberikan penjelasan yang apik, dan interaksi dinamis saat menemani para guru.

Siapa sangka Rangkasbitung memiliki sebuah museum yang fokus terhadap perlawanan kepada kolonialisme, berada di Alun-Alun Timur Rangkasbitung, Museum Multatuli memadukan aksen lokal dengan sentuhan modern dengan apik. Aksen lokal tergambar dari pendopo yang berdiri, adapun sentuhan modern hadir pada bagian dalam museum.

Penggunaan teknologi audio visual terkini memberikan kemudahan kepada para pengunjung, untuk menangkap informasi dengan lebih mudah juga nyata. Hadir pula beberapa bukti masa kehidupan Eduard Douwes Dekker, seperti tegel rumah, buku harian, dan beberapa karya tulis awal Eduard Douwes Dekker.

Di Museum Multatuli para guru selain melihat bukti sejarah, juga menggali dimensi kemanusiaan dan keadilan Eduard Douwes Dekker. Dimensi kemanusiaan yang dihadirkan oleh Eduard Douwes Dekker, meruntuhkan sekat etnis, suku, warna kulit, bangsa hingga agama.

Nilai kemanusiaan hadir sebagai jembatan untuk saling peduli antar manusia, atas dasar nilai kemanusiaan yang jernih dan universal tersebut, banyak tokoh bangsa ini yang terinspirasi atas karya Eduard Douwes Dekker. Pesan Eduard Douwes Dekker yang sangat dalam ialah, “Tugas Manusia Adalah Menjadi Manusia”. (WAZ)

Back
2023© YAYASAN CAHAYA GURU
DESIGN & DEVELOPMENT BY OTRO DESIGN CO.